Selasa, 20 Oktober 2009

soal kelas 11/semester ganjil

1. Untuk menghapus seluruh nama file yang berakhiran Doc, dengan perintah
a. A:\>Del *.Doc
b. C:\>Del *.*
c. A:\>Del Doc.*
d. A:\>Dir *.*
2. C:\>DIR *.* adalah perintah untuk….
a. Menampilkan nama-nama file dalam root directori,
b. Menampilkan semua nama-nama file berikut semua extenxion-nya.
c. Menampilkan nama-nama file secara melebar
d. Menampilkan nama-nama file yang ada pada drive A
3. Untuk menampilkan nama file secara menyamping dengan perintah ….
a. Dir/ P c. Dir/W
b. Dir/A d. Dir/S
4. Menekan tombol mouse sebelah kiri satu kali di sebut dengan istilah …..
a. Double Click c. Click
b. Click Kanan d. Drag
5. Dibawah ini yang tidak termasuk sistem operasi adalah ….
a. Ms, Windows XP c. DOS
b. Linux d. Access
6. Dibawah ini yang tidak termasuk Aplikasi Ms. Office adalah …..
a. Ms. Visual Basic
b. Ms. Excel
c. Ms. Power Point
d. Ms. Access
7. Prosesor yang muncul pada era tahun 1990 adalah …..
a. 8088 d.80286
b. 80386 e.80486
8. Yang di maksud dengan CPU adalah …..
a. Prosesor c. Memory
b. Main Board d. Disk Drive.
9. Tempat untuk memasukkan disket di sebut ….
a. Prosesor c. Disk Drive
b. CD ROM d. Memory
10. Komponen dasar dari Sistem Komputer adalah …., Kecuali.
a. Software c. Hardware
b. Brainware d. Prosesor
11. Yang di sebut sebagai Perangkat Lunak adalah ……
a. Software c. Hardware
b. Brainware d. Prosesor
12. Yang di sebut sebagai Perangkat Keras adalah …..
a. Software c. Hardware
b. Brainware d. Prosesor
13. Yang di sebut sebagai user / pengguna / pengguna akhir adalah ….
a. Software c. Hardware
b. Brainware d. Prosesor
14. Sistem operasi Window’s di buat oleh
a. Microsoft c. Linux
b. Supercall d. Chi Writer
15. DOS singkatan dari ….
a. Disk Operating System
b. Disket Operating System
c. Disk Operasi Sistem
d. Disk Operating Sistem
16. File yang sudah dihapus dan terdapat pada recycle bin, dapat dipanggil kembali dengan perintah ..
a. Rename c. File, Open
b. Restore d. Delete
17. Gambar kecil yang menempel pada desktop, yang disimbolkan dengan gambar-gambar tertentu disebut dengan
a. Desktop c. Icon
b. Folder d. File
18. Untuk mengganti nama file atau folder yaitu dengan perintah ….
a. Move c. Copy
b. Rename d. Delete
19. Untuk menghapus nama file atau folder yaitu dengan perintah …..
a. Move c. Copy
b. Rename d. Delete
20. Pada Ms. Windows file yang di hapus ditempatkan pada ….
a. My Picture c. My Document
b. Recycle Bin d. Winamp
21. Lotus, Excel, Quatro, Supercall, Simphony termasuk kedalam kelompok software
a. Pengolah kata
b. Spread sheet
c. Database
d. Word Processing
22. Wordstar(WS), Microsoft Word,Word Perfect (WP), Chi Writer (CW),dan Amy Pro termasuk ke dalam kelompok Software …..
a. Pengolah kata
b. Spread sheet
c. Database
d. Pengolah angka
23. dBase, Fox base, Fox Pro, Microsoft Access, Paradox, Clipper termasuk ke dalam kelompok Software …..
a. Pengolah kata
b. Spread sheet
c. Database
d. Pengolah angka
24. Informasi yang berisi tentang halaman yang sedang dibekerjakan adalah …
a. Scroll Bar c. Status Bar
b. Ruler Line d. Title Bar
25. Yang berisi menu File, Edit, View, Tools dll adalah …
a. Scroll Bar c. Menu Bar
b. Status Bar d. Scroll Bar
26. Yang berfungsi untuk mengetahui program yang sedang aktif dan keterangan nama file yang sedang dikerjakan adalah ….
a. Scroll Bar c. Status Bar
b. Menu Bar d. Title Bar
27. Untuk mendapatkan model huruf dan bentuk huruf yang artistic digunakan perintah …
a. Drawing c. Clip Art
b. Word Art d. Simbol
28. Langkah awal untuk menyimpan document adalah …
a. Klik Format, Save
b. Klik File, Save
c. Klik File, Open
d. Klik File, Save as
29. Untuk menyimpan document dan mengganti nama file yang telah di buat adalah
a. Klik Format, Save
b. Klik File, Save
c. Klik File, Open
d. Klik File, Save as
30. Jenis huruf “ Times New Roman” termasuk dalam …
a. Menu bar c. Formating
b. Style Font d. Status bar
31. Jenis hurus standart yang akan muncul setiap kali anda melakukan pengetikan di Ms. Word adalah …..
a. Time New Roman
b. Arial
c. Century Gothic
d. Comic Sans
32. Untuk merubah batas Margin Kiri, Kanan, Atas dan Bawah dapat dilakukan pada menu…
a. File, Page Setup
b. File, Print
c. File, Print Preview
d. Format, Page Print
33. Untuk melihat hasil ketikan sebelum di cetak dapat dilakukan dengan perintah …
a. File, Page Setup
b. File, Print
c. File, Print Preview
d. Format, Page Print
34. Cara cepat dalam melakukan proses menyimpan file adalah ….
a. Ctrl+S c. Ctrl+V
b. Ctrl+O d. Alt+S
35. Cara cepat dalam melakukan proses membuka file adalah ….
a. Ctrl+S c. Ctrl+V
b. Ctrl+O d. Alt+S
36. Cara cepat dalam melakukan proses paste adalah ….
a. Ctrl+S c. Ctrl+V
b. Ctrl+O d. Alt+S
37. Untuk menebalkan huruf dapat dilakukan dengan menekan icon
a. Bolt c. Under line
b. Italic d. Aligment
38. Untuk membuat huruf miring dapat dilakukan dengan menekan icon …..
a. Bolt c. Under line
b. Italic d. Aligment
39. Untuk membuat garis bawah dapat dilakukan dengan menekan icon …..
a. Bolt c. Under line
b. Italic d. Aligment
40. Tombol back space untuk menghapus karakter/huruf dari sebelah ….
a. Kiri huruf c. Kanan huruf
b. Tengah huruf d. Atas huruf
41. Tombol delete untuk menghapus karakter/huruf dari sebelah ….
a. Kiri huruf c. Kanan huruf
b. Tengah huruf d. Atas huruf
42. Untuk mengatus ukuran kertas terdapat pada menu ….
a. File, Page Setup
b. File, Print Preview
c. File, New
d. File, Print
43. Perintah untuk menyisipkan halaman baru pada Ms. Word adalah…
a. Insert, Break,Page break
b. Insert, Page
c. Insert, Field
d. Insert, Tabel
44. Untuk mengatur paragraph terdapat pada menu …..
a. Insert c. Format
b. Tools d. Edit
45. Proses menyisipkan table adalah
a. Table, Insert, Table
b. Insert,Table
c. Table,Insert
d. Insert, Table,Coloumn
46. Untuk membuat halaman baru adalah
a. File, Open c. Edit, Open
b. File, New d. Edit, New
47. Untuk membuat Word Art dari menu bar (baris menu) adalah pada menu ….
a. Format c. Insert
b. Tools d. Edit
48. Untuk menyisipkan gambar dari menu bar (baris menu) adalah pada menu ….
a. Format c. Insert
b. Tools d. Edit
49. Untuk merubah bentuk huruf dari menu bar (baris menu) adalah pada menu ….
a. Format c. Insert
b. Tools d. Edit
50. Untuk membuat bullet dari menu bar (baris menu) adalah pada menu ….
a. Format c. Insert
b. Tools d. Edit

Senin, 05 Oktober 2009

TUGAS KELAS 10-11-12

TUGAS KKPI KELAS 10, 11 dan 12

1. mencatan alamat email : kkpitugas@yahoo.co.id
2. mengirim email kepada : kkpitugas@yahoo.co.id
isi surat perkenalan :
nama lengkap :
kelas :
Jurusan :
nisn/nis :
no hp :
harus punya email masing-masing
3. tugas-tugas selanjutnya dapat di lihat di
http://jamhariarie.blogspot.com

tugas sudah terkirim paling lambat tanggal 12 oktober 2009 pukul 24.00 wita

GURU
JAMHARI SP

TUGAS KKPI KELAS 11

Sabtu, 03 Oktober 2009

Quiz Mata Kuliah : TKIP

Mata Kuliah : TKIP
Dosen Pembimbing : Ir. Mohamad Adriyanto, MSM
====================================
1. Negera Bolivia
2. Pemanfaatan TIK di Sekolah
3. Saran dan Tanggapan.
oleh : Jamhari SP


1.    NEGARA BOLOVIA


GEOGRAFIS
Luas Area: 1.1 million sq. km. Area: 1,1 juta km persegi. (425,000 sq. mi.); about the size of Texas and California combined. (425.000 mil persegi.); Tentang ukuran gabungan Texas dan California.
Kota-kota besar: - La Paz (administrative--pop. 800.385); Sucre (konstitusional - 292, 080). Kota-kota besar lain - Santa Cruz (1.486.115), Cochabamba (587.220), El Alto (858.716). (Population est. 2004.)
La Paz adalah yang tertinggi di dunia kota-kota besar - 3, 600 meter (11.800 ft) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan El Alto, pada 4.200 meter (13.800 ft), adalah salah satu yang paling cepat berkembang di belahan bumi. Santa Cruz, adalah pusat industri nasional dan perdagangan di timur dataran rendah, juga mengalami perkembangan penduduk yang cepat dan pertumbuhan ekonomi.
Terrain: dataran tinggi (Altiplano), beriklim tropis dan semi-lembah, dan dataran rendah tropis.
 Iklim: Bervariasi dengan ketinggian - dari lembab dan tropis semi-kering dan dingin.
Sumber : http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35751.htm
Bolivia adalah negara pedalaman, yang berarti setiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan dengan negara lain, sehingga tak memiliki laut. Dulu memiliki pesisir di Samudra Pasifik, namun hilang pada 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia ada di jajaran pegunungan Andes. Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut Nevado Del Sajama dan di situlah kota Oruro. Meski bagian negeri amat tinggi dengan adanya pegunungan, ada pula bagian Bolivia yang amat datar, dan bagian negeri yang hampir mendekati permukaan laut. Ada pula sedikit bagian Bolivia yang ditutupi oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia, yang disebut Danau Titicaca.. Kota-kota utama adalah La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.
PENDUDUK
Kebangsaan    : Bolivia
Penduduk (perkiraan Juli 2009): 9.775.246.
Taju  pertumbuhan penduduk: 1,77%.
Agama: Katolik Roma dominan; minoritas Protestan.
Bahasa: Spanyol, Quechua, Aymara, Guarani.
Pendidikan (2001): Tahun wajib - usia 7-14. Melek - 86,7%.
Kesehatan (2008): Angka kematian bayi - 44,6 per 1.000 kelahiran.
Tenaga kerja (2008, 4.46 juta): Nonagricultural kerja - 2.48 juta; layanan, termasuk pemerintah - 42%; industri dan perdagangan - 58%.
Kelompok etnis (2001): 55% pribumi (terutama Aymara dan Quechua), 30% mestizo atau campuran, 15% Eropa.
Menurut sensus tahun 2001, distribusi etnis di Bolivia diperkirakan 55% pribumi, 15% Eropa, dan 30% campuran atau mestizo (semua kategori adalah identifikasi-diri dan jawaban yang sangat bervariasi tergantung pada pertanyaan bagaimana diutarakan. Terbesar dari sekitar tiga lusin kelompok-kelompok pribumi adalah Quechua (29% atau 2,5 juta), Aymara (24% atau 2 juta), Chiquitano (1% atau 180.000), dan guarani (1% atau 125.000). Tidak ada kelompok-kelompok pribumi lainnya mewakili lebih dari 0,5% dari populasi. Jerman, Kroasia, Serbia, Asia, Timur Tengah, dan minoritas lain juga tinggal di Bolivia. Banyak minoritas ini diturunkan dari keluarga yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa generasi
Bolivia adalah salah satu dari negara-negara kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian di antaranya adalah petani subsistem, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari satu orang per kilometer persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 per kilometer persegi (25 per mil persegi.) Di tengah dataran tinggi. Laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,77%.
Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma, meski denominasi Protestan sedang berkembang dengan cepat. Banyak masyarakat asli menjalin pra-Columbus dan Kristen simbol dalam praktik agama mereka.
Sekitar 90% dari anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah di banyak daerah pedesaan. Di bawah pemerintahan Presiden Morales, sejumlah daerah telah dinyatakan "bebas buta huruf" tapi tingkat melek seringkali sangat dasar, terbatas untuk menulis satu nama dan mengenali angka.
Sosio-politik Bolivia pengembangan dapat dibagi menjadi tiga periode berbeda: pra-Columbus, kolonial, dan republic. Peninggalan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa penting budaya pra-Columbus. Peninggalan utama termasuk Tiwanaku, Samaipata, Incallajta, dan Iskanwaya. Daerah yang banyak peninggalan situs lain yang sulit untuk mencapai dan hanya dilihat oleh sedikit arkeologi eksplorasi.
Bangsa Spanyol membawa tradisi seni keagamaan yang, di terima oleh penduduk asli, pembangun dan pengrajin mestizo, berkembang menjadi kaya dan khas gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque." Periode kolonial menghasilkan lukisan-lukisan Perez de Holguin, Flores, bitti, dan lainnya serta kerja terampil yang tidak diketahui sebelumnya untuk pemotong batu, woodcarvers, pandai emas, dan perak. Sebuah badan musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.
Pada abad ke-20 seniman – seniman telah bermunculan antara lain, Guzman de Rojas, Arturo Borda, Maria Luisa Pacheco, dan Marina del Prado Nunez. Bolivia kaya akan cerita rakyat. Musik rakyat setempatnya amat bervariasi.. "Tarian Ritual" di karnaval tahunan Oruro adalah salah satu peristiwa besar rakyat Amerika Selatan, dan yang kurang dikenal karnaval di Tarabuco.
PEMERINTAHAN
Bentuk  Pemerintahan : Republik
Kemerdekaan: 6 Agustus 1825.
Pembagian administratif: Sembilan departemen (mirip dengan negara-negara), yang dipimpin oleh gubernur terpilih.
Partai Politik :: Movement Toward Socialism (MAS), Social Democratic Power (PODEMOS), Nationalist Revolutionary Movement (MNR), National Unity (UN), Social Alliance (AS). Partai politik besar: Gerakan Menuju Sosialisme (MAS), Sosial Demokrat Power (PODEMOS
Hak pilih: dewasa (umur 18), wajib.
EKONOMI
GDP: $ 18.94 miliar.
Tingkat pertumbuhan tahunan: 5,6%.
Pendapatan per kapita: $ 4.500.
Sumber daya alam: Hidrokarbon (gas alam, minyak bumi); mineral (seng, perak, timah, emas, dan besi).
Pertanian (11,3% dari PDB): Mayor produk - Kedelai, kapas, kentang, jagung, tebu, beras, gandum, kopi, daging sapi, gandum, dan quinoa. Tanah tanah - 27%.
Industri (36,9% dari PDB): Jenis - Mineral dan ekstraksi hidrokarbon, manufaktur, perdagangan, tekstil, pemrosesan makanan, bahan kimia, plastik, mineral peleburan, dan pemurnian minyak bumi, Layanan, termasuk pemerintah: 51,8% dari PDB.
Perdagangan: Ekspor (2008 est) - $ 6.8 milyar. Mayor produk ekspor - gas alam, timah, seng, kopi, perak, kayu, emas, perhiasan, kedelai, dan produk kedelai. Mayor pasar ekspor (2007) - US (9,8%), Brasil (46%), Argentina (5,8%), Republik Korea (4,8%), Peru (4,1%), dan Jepang (7,6%). Impor (2008 est) - $ 4,9 milyar. Mayor produk - mesin dan peralatan transportasi, produk konsumen, peralatan konstruksi dan pertambangan. Mayor pemasok (2007) - US (9,8%), Argentina (16,2%), Brasil (29,9%), Chili (10,5%), Peru (8,1 %).
Bolivia adalah termasuk dalam wilayah Amerika Latin Bolivia, krisis ekonomi yang melanda negara-negara Amerika Latin, hal ini karenakan adanya tekanan-tekanan dari negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat. Tak pelak lagi, keadaan ini membuat munculnya perlawanan terhadap ketidakadilan tumbuh subur di Amerika Latin. Di awal-awal masa perlawanan kawasan ini, revolusi mempengaruhi struktur sosioekonomi di beberapa negara, termasuk di dalamnya Meksiko, Bolivia, Kuba dan Nikaragua. Kuba berevolusi menjadi negara komunis di bawah Fidel Castro, sementara revolusi di Nikaragua mengantarkan kelompok Sandinista ke puncak pimpinan negara. Sementara Peru, Bolivia dan Chili mencoba menjalankan sosialisme dengan penyesuaian dengan karakter negaranya masing-masing.
Sumber : http://www.fspi.or.id/index.php?Itemid=38&id=413&option=com_content&task=view

Bolivia tetap menjadi negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Ini telah dikaitkan dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan asing di negeri itu sejak koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, dan dijuluki "keledai yang duduk di atas tambang emas" karena hal itu. Lepas dari pertambangannya yang terkenal, yang diketemukan oleh bangsa Inka dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia memiliki ladang gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela. Lebih lanjut, El Mutún di departemen Santa Cruz mewakili 70% besi dan magnesium dunia.
PDB Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 milyar dolar AS. Perkembangan ekonomi sekitar 2,5% setahun dan inflasi diperkirakan antara 3% dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).
Keadaan ekonomi terkini Bolivia yang tak bergairah bisa dihubungkan pada beberapa faktor dari 2 dasawarsa terakhir. Ledakan utama pada ekonomi Bolivia tiba dengan kejatuhan dramatis dalam harga perak selama awal 1980-an yang berdampak pada sumber pemasukan utama Bolivia dan satu dari industri pertambangan utamanya. Ledakan ekonomi ke-2 berasal dari akhir Perang Dingin di akhir 1980-an dan awal 1990-an karena bantuan ekonomi ditarik oleh negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga rezim pasar bebas melalui bantuan keuangan. Ledakan ekonomi ke-3 datang dari penghapusan panen koka di sana yang didukung AS yang digunakan 80% untuk produksi kokain dunia pada puncaknya. Bersama dengan pengurangan penanaman koka datanglah kehilangan besar dalam ekonomi Bolivia, khususnya kelas petani.
Sejak 1985, Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas stabilisasi makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan memelihara kestabilan harga, menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan mengurangi kelangkaan. Perbaikan layanan bea cukai di tahun-tahun terkini telah meningkatkan keterbukaan di wilayah ini. Perubahan struktural terpenting dalam ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah perusahaan sektor publik. (kapitalisasi dalam konteks Bolivia adalah bentuk swastanisasi di mana investor mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan menyetujui berincvestasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun daripada membayar tunai ke pemerintah).
Reformasi legislatif paralel telah mengunci kebijakan pasar bebas, khususnya adalah sektor hidrokarbon dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing disampaikan laporan nasional, dan kepemilikan perusahaan asing menikmati tiadanya pembatasan di Bolivia. Saat program kapitalisasi berhasil dalam mendorong investasi asing langsung besar-besaran di Bolivia ($1,7 milyar dalam saham selama 1996-2002), arus investasi tersebut telah surut di tahun-tahun terkini karena investor menyelesaikan kewajiban kontrak kapitalisasinya.
Pada 1996, 3 unit perusahaan minyak negara Bolivia yang terlibat dalam eksplorasi, produksi, dan transportasi hidrokarbon dikapitalisasikan, memfasilitasi pembangunan jalur pipa ke Brazil. Pemerintah memiliki persetujuan penjualan jangka panjang ke Brazil selewat 2019. Jalur pipa Brazil membawa sekitar 12 juta meter kubik (424 juta kaki kubik) per hari pada 2002. Bolivia memiliki cadangan gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan, serta pemakaian dan ekspor domestiknya sekarang ke Brazil terhitung hanya sebagian kecil dari produksi potensialnya. Pemerintah berharap memegang referendum yang bersifat mengikat pada 2004 pada rencana mengekspor gas alam. Penentangan luas mengekspor gas melalui Chile menimbulkan protes yang menyebabkan Presiden Sánchez de Lozada mengundurkan diri pada Oktober 2003.
Pada April 2000, Bechtel menandatangani kontrak dengan Hugo Banzer, bekas presiden Bolivia, untuk memprivatisasi pasokan air di kota terbesar ke-3 Bolivia, Cochabamba. Secara resmi kontrak itu dianugerahkan ke cabang Bechtel bernama Aguas del Tunari, yang secara spesifik telah dibentuk untuk tujuan itu. Segera setelahnya, perusahaan itu melipattigakan tingkat air di kota itu, aksi yang menyebabkan protes dan pembunuhan di antara yang tak bisa menghasilkan air bersih lebih banyak. Keadaan perang dikumandangkan, dan polisi Bolivia membunuh setidanya 6 orang dan melukai lebih dari 170 pemrotes. Di tengah jatuhnya ekonomi nasional Bolivia dan berkembangnya huru-hara nasional atas keadaan ekonomi, pemerintah Bolivia dipaksa menarik kontrak air. Pada 2001, Bechtel mengarsipkan gugatan pemerintah Bolivia sebanyak $25 juta karena kehilangan pendapatan. Pertarungan hukum yang berlanjut telah menarik perhatian dari kelompok antiglobalisasi dan antikapitalis .
Ekspor Bolivia berjumlah $1,3 milyar pada 2002, dari $652 milyar pada 1991. Impor berjumlah $1,7 milyar pada 2002. Tarif Bolivia secara seragam rendah (10%), dengan peralatan modal yang hanya 5%. Defisit perdagangan Bolivia berjumlah $460 milyar pada 2002.
Perdagangan Bolivia dengan negara tetangganya sedang berkembang, khususnya karena beberapa persetujuan perdagangan preferensial regional maka telah dirundingkan. Bolivia adalah anggota Masyarakat Andes dan menikmati perdagangan bebas nominal dengan negara anggota lainnya (Peru, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela.) Bolivia mulai mewujudkan persetujuan persatuan dengan Mercosur (Pasar Umum Kerucut Selatan) pada Maret 1997. Persetujuan itu menyediakan pembentukan bertahap dari daerah perdagangan bebas yang setidaknya meliputi 80% perdagangan antarpihak lebih dari masa 10 tahun, meski krisis ekonomi di kawasan itu telah menggelincirkan proses integrasi. UU Preferensi Perdagangan dan Penegakan Obat Andes AS (ATPDEA) mengizinkan sejumlah produk Bolivia memasuki Amerika Serikat bebas bea atas dasar unilateral, termasuk produk alpaca dan llama serta, subyek kuota, tekstil katun.
AS tetap menjadi mitra dagang terbesar Bolivia. Pada 2002, AS mengekspor $283 juta barang dagang ke Bolivia dan mengimpor $162 juta. Ekspor utama Bolivia ke AS adalah timah, emas, perhiasan, dan kayu. Impor utanya dari AS adalah komputer, kendaraan, gandum, dan mesin. Perjanjian Investasi Bilateral antara AS dan Bolivia berlaku pada 2001.
Pertanian terhitung sekitar 15% dari PDB Bolivia. Jumlah tanah yang diolah oleh teknik pertanian modern sedang bertambah cepat di daerah Santa Cruz, di mana cuaca mengizinkan 2 hasil setahun. Kedelai adalah hasil panen utama, dijual ke pasar Komunitas Andes. Ekstraksi mineral dan hidrokarbon terhitung sekitar 10% PDB dan manufaktur kurang dari 17%.
Pemerintah Bolivia tetap banyak bergantung pada bantuan asing untuk proyek pengembangan keuangan. Di akhir 2002, pemerintah berhutang $4,5 milyar ke kreditur asingnya, dengan $1,6 milyar dari jumlah ini pada pemerintah dan sebagian besar keseimbangan utang ke bank pembangunan multilateral. Sebagian besar pembayaran ke pemerintah lain telah dijadwal ulang pada beberapa kesempatan sejak 1987 melalui mekanisme Paris Club. Kreditur luar telah berharap melakukan hal itu karena Pemerintah Bolivia telah mencapai sasaran moneter dan fiskal yang diatur oleh program IMF sejak 1987, meski krisis ekonomi di tahun-tahun terkini telah membuat barang-barang Bolivia dijual dengan harga rendah. Persetujuan penjadwalan ulang yang diberikan oleh Paris Club telah memungkinkan negara-negara kreditor individual menerapkan syarat yang amat lunak untuk hutang yang dijadwalkan ulang. Sebagai akibatnya, beberapa negara telah mengampuni jumlah debet bilateral substansial Bolivia. Pemerintah AS mencapai persetujuan di pertemuan Paris Club pada Desember 1995 yang dikurangi oleh stok hutang 67% yang ada. Pemerintah Bolivia membayar hutangnya ke bank pembangunan multilateral tepat waktu. Bolivia ialah ahli waris Negara Miskin yang Banyak Berhutang (HIPC) dan program pertolongan utang yang dipertinggi, yang dengan perjanjian itu membatasi akses Bolivia ke pendapatan lunak. Bolivia adalah salah sat dari 3 negara di Belahan Barat yang terpilih memenuhi syarat untuk Laporan Tantangan Milenium dan ikut serta sebagai pengamat dalam perundingan FTA.
Pada 2004 pemerintah memberi kepentingan besar bagi pengembangan fasilitas pelabihan di Puerto Busch, sungai Paraguay. Lebih ke utara di Puerto Suarez and Puerto Aguirre, yang dihubungkan ke sungai Paraguay lewat terusan tamengo, yang mengalir melalui Brazil, kapal pengangkut ukuran sedang melintas. Dari 2004 sekitar separuh ekspor Bolivia melewati sungai Paraguay. Saat Puerto Busch berakhir, kapal pelintas samudra yang lebih besar akan bisa masuk dok di Bolivia. Secara besar-besaran ini akan meningkatkan tingkat kompetisi Bolivia, yang akan mengurangi keperluan pelabihan asing, seperti yang di Peru dan Chile, yang menambahkan harga ekspor dan impor. Tembakau diproduksi oleh petani Bolivia – pada 1992, lebih dari 1 milyar ton – namun lebih banyak yang diimpor untuk memuaskan permintaan dalam negeri.
POLITIK
Dalam sejarah perkembangan politik di Bolivia sangatlah memprihatinkan. Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini tetap dianggap oleh Amerika Serikat sebagai musuhnya. Sebagai contoh Pada saat dilantiknya pemimpin gerakan tani Bolivia, Evo Morales, sebagai presiden terpilih pada tanggal 22 Januari 2006, bukan saja merupakan peristiwa menggembirakan yang bersejarah bagi rakyat Bolivia, tetapi juga bagi rakyat berbagai negeri di Amerika Latin, bahkan juga bagi banyak orang di bagian-bagian lainnya di dunia. Peristiwa ini merupakan bagian dari serentetan perkembangan yang menarik sekali, yang menggambarkan bahwa sejumlah negeri-negeri Amerika Latin sedang bergeser “ke kiri”.
Oleh karena itu, kemenangan Evo Morales dalam pemilu di Bolivia menjadi perhatian pers dunia.
Kiranya, bagi sebagian dari pembaca patut diingat lagi, bahwa Bolivia adalah negeri yang dijadikan Che Guevara sebagai basis permulaan - sesudah Kuba- dalam usahanya untuk menyebarkan revolusi di negeri-negeri Amerika Latin. Ia datang ke Bolivia dalam bulan November 1966. Setelah bergerilya di pegunungan dan pedesaan Bolivia, ia di bunuh dalam tahun 1967 oleh tentera Bolivia yang kerjasama dengan CIA. Sekarang, barangkali Che Guevara tersenyum di makamnya karena gembira melihat kemenangan Evo Morales.
Pelantikan Evo Morales sebagai orang suku asli Indian yang pertama kali untuk menjadi presiden Bolivia merupakan peristiwa besar dan penting, yang disambut dengan gembira oleh bermacam-macam suku Indian yang tersebar di benua Amerika Latin, Amerika Tengah dan juga Amerika Utara. Sebab, selama ratusan tahun sejarah Bolivia, pembesar-pembesar pemerintahan selalu terdiri dari orang-orang kulit putih. Karena itu, ada kalangan yang menafsirkan fenomena Evo Morales sebagai kebangkitan harga diri suku Indian, yang sudah diinjak-injak dimana-mana selama ratusan tahun.
Lagi pula, Evo Morales dipilih oleh majoritas suara (sekitar 54%), dalam pemilu yang diselenggarakan untuk penduduk sebesar 11 juta orang itu. Sejak 1982, ketika Bolivia mulai mengecap kehidupan yang agak demokratis (relatif) belum pernah ada seorang presiden yang terpilih dengan persentase suara sebesar itu. Karena itu, banyak pakar memandang pemilihan Evo Morales betul-betul mempunyai legitimitas dan popularitas yang tinggi sekali, melebihi semua pemimpin-pemimpin Bolivia lainnya di masa yang lalu.
Sumber : http://annabelle.aumars.perso.sfr.fr/Presiden%20Bolivia%20Evo%20Morales%20tokoh%20kiri%20yang%20dimusuhi%20AS.htm
Lepas dari berbagai perdebatan dalam melihat perkembangan Amerika Latin dikaitkan dengan tujuan-tujuan strategis perubahan masyarakat secara fundamental, Amerika Latin telah menjadi suatu seperti oase referensi pengalaman gerakan sosial di abad 21 yang tiada habisnya, sejak usai perang dingin.
Dalam sejarah Bolivia merupakan sebuah negara kecil di Amerika Latin. Pada tahun 1937 di awal depresi global, suatu periode ketika tatanan dunia pada umumnya menyambut baik intervensi negara yang lebih besar dalam ekonomi (madzhab Keynesian), Bolivia melakukan kontrol terhadap sektor pertambangan (extractive sector). Setelah suatu pergeseran ke kanan yang perlahan tapi pasti, sebuah revolusi pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Gerakan Nasionalis Revolusioner (MNR) berhasil menggulingkan rezim militer kanan dan menasionalisasi tambang timah terbesar di negeri itu, memulai reformasi tanah (land reform), dan memberikan hak pilih kepada perempuan dan kaum Indian yang sebelumnya tidak berhak memilih. Konteks global pada masa itu memang menunjukkan adanya peningkatan jumlah pemerintahan kiri, ditandai dengan kebangkitan Uni Soviet menjadi negara adidaya dan revolusi komunis di Cina. Pemerintahan revolusioner Bolivia disingkirkan 12 tahun kemudian, setelah itu negeri tersebut menjadi korban serangkaian pemerintahan militer dan rezim sipil lemah yang berjatuhan seperti domino.
Pada tahun 1993, Gonzalo Sanchez de Lozada -sang perancang kebijakan neoliberal pada tahun 1980-an- terpilih sebagai presiden. Sejak itu, ia melakukan privatisasi besar-besaran terhadap berbagai sektor ekonomi di negera itu. Langkah ini membolehkan penduduk asing memiliki setengah dari perusahaan yang sebelumnya merupakan korporasi publik atau negara dalam sektor-sektor strategis seperti petroleum, penerbangan, telekomunikasi, kereta-api, perusahaan listrik, dan seterusnya. Sejak awal, kebijakan restrukturisasi ini mendapatkan perlawanan yang sengit berupa aksi-aksi protes rakyat.
Gerakan-gerakan protes rakyat ini berawal dari serangkaian peristiwa seputar peringatan di tahun 1992 tentang Penaklukan oleh Spanyol 500 tahun sebelumnya. Gerakan penduduk asli mulai dibangun pada masa ini, dan memicu semakin tingginya aktivisme politik antara penduduk mayoritas negeri itu. dan titik balik yang terlihat jelas terjadi pada tahun 1999-2000 ketika diterapkan rencana privatisasi air di Lembah Cochabamba melalui anak perusahaan Bechtel Corporation, Aguas de Tunari. Dalam waktu beberapa bulan harga air meningkat drastis dan memicu aksi-aksi protes yang semakin agresif, termasuk suatu demonstrasi massal di mana seorang protestan terbunuh dan beberapa lainnya terluka oleh militer. 'Perang Air' ini, sebagaimana biasa disebut, berujung pada pembatalan kesepakatan privatisasi air. Ia juga memperkuat gerakan anti-neoliberal yang berlanjut meningkat dalam jumlah dan intensitas.
Pada tahun 2003, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan yang tidak populis berupa pembangunan pipa gas untuk tujuan ekspor gas ke Cile. Bagi rakyat banyak, kebijakan ini tidaklah menguntungkan mereka, dan ini hanyalah salah satu skema untuk mengekstraksi sumber daya alam Bolivia yang berharga demi keuntungan korporasi transnasional dan pihak asing. Dan pada tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembasmian koka dengan alasan pembasmian narkotika, padahal koka merupakan tempat sebagian besar penduduk negeri itu bergantung. Sehingga, pecahlah tragedi Oktober Hitam, yang mana presiden memerintahkan militer untuk menggunakan kekerasan dalam membubarkan blokade jalanan di La Paz dan pemukiman kumuh El Alto yang didirikan sebagai protes terhadap kebijakan presiden yang tidak merakyat. Setidaknya 100 orang ditembaki oleh militer dan banyak lainnya terluka. Gonzalo Sanchez de Lozada pun mengundurkan diri dan mencari suaka di Amerika Serikat, sementara wakil presidennya, Carlos Mesa Gisbert, mengambil kendali yang goyah terhadap pemerintahan hingga kejatuhannya dua tahun kemudian. Pada tahun 2004, dalam suatu referendum 80% suara rakyat memilih nasionalisasi terhadap sumber daya energi negeri itu. Luar biasanya, pemerintah memilih untuk mengabaikan mandat publik yang terang-terangan ini. Aksi-aksi protes pun merebak, dan memaksa Presiden Mesa mundur.
Pada Pemilu 2005, yang dipercepat dari seharusnya 2007 akibat pemaksaan mundur Presiden Mesa, terpilih seorang presiden yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan aspirasi hati nurani mayoritas rakyat Bolivia, yaitu Evo Morales, pemimpin Partai Movimiento a Socialismo (Gerakan Menuju Sosialisme) atau disingkat MAS, yang berarti "lebih". MAS terlibat secara aktif dalam ‘Perang Gas’ (menentang pembangunan pipa gas untuk tujuan ekspor ke Cile), bersama-sama dengan banyak kelompok lainnya, yang biasanya dirujuk sebagai "gerakan sosial". Ia memperoleh 54,3 persen suara menurut hasil resmi yang diumumkan pada 21 Desember 2005. Kemenangannya itu menunjukkan bahwa dukungan rakyat lebih besar dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya sejak demokrasi dipulihkan di negara itu dua dekade lalu. Setelah terpilih, dia menyatakan akan memotong setengah gajinya untuk kepentingan pendidikan dan perluasan lapangan kerja.
Sejak itu, kebijakan demi kebijakan yang pro-rakyat digulirkan oleh Morales. Ia memilih para menteri dari kalangan aktivis dan memotong gaji mereka hingga 50% yang dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan bagi rakyat. Ia juga menasionalisasi perusahaan tambang migas di Bolivia, yang sebelumnya bak lumbung bagi korporasi-korporasi multinasional seperti Exxon Mobil, Repsol, Petrobras, Shell, dan lain-lain. Dan di bawah pemerintahannya pula penanaman koka, tanaman tradisional masyarakat suku Indian Aymar yang merupakan penduduk asli Bolivia, dilegalkan. Koka biasa digunakan dalam upacara adat dan pengobatan tradisional. Koka mentah juga dikonsumsi untuk menambah stamina para petani saat bekerja. Padahal, sebelum Evo Morales menjadi presiden, koka adalah tanaman terlarang karena bisa disalahgunakan menjadi narkotika kokain, dan AS menekan pemerintah untuk melakukan pembasmian koka dan mengalihkannya ke tanaman industri seperti lada dan kacang mademia. Tapi faktanya, harga yang didapat petani untuk hasil panen tanaman itu sungguh tidak kompetitif dengan harga koka dan sulit menemukan pasar untuk menjual komoditas tani ini. Sehingga dengan melegalkan koka, berarti Evo Morales telah memberi kemudahan dan meningkatkan kesempatan-kesempatan untuk para petani untuk ikut menghidupkan ekonomi Bolivia sembari melestarikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indian. Menurutnya, masalah kokain harus diselesaikan pada sisi konsumsinya, bukan dengan membasmi perkebunan koka.
Bolivia di bawah Morales menambah sederet pemerintahan kiri-sosialis yang menentang imperialisme dan sistem neoliberal Amerika Serikat. Keyakinannya yang kuat, beserta dukungan yang didapatkannya dari rakyat yang sadar akan kebusukan neoliberalisme, telah memberikan kesempatan dan tugas yang harus diembannya dalam usaha menyejahterakan rakyat Bolivia. Dan ia telah melaksankan dan membuktikannya.
Sumber : http://saidugm.blogspot.com/2009/05/evo-morales-dan-revolusi-bolivia.html
Pengalaman keberhasilan tentang perjuangan rakyat Bolivia. Evo Morales seorang tokoh gerakan tani berhasil menjadi presiden Bolivia pada Pemilu tahun 2006. Evo Morales adalah orang suku asli Indian yang pertama kali menjadi presiden sehingga kemenangannya merupakan peristiwa besar dan penting, yang disambut dengan gembira oleh bermacam-macam suku Indian yang tersebar di benua Amerika Latin, Amerika Tengah dan juga Amerika Utara. Sebab, selama ratusan tahun sejarah Bolivia, pembesar-pembesar pemerintahan selalu terdiri dari orang-orang kulit putih. Karena itu, ada kalangan yang menafsirkan fenomena Evo Morales sebagai kebangkitan harga diri suku Indian, yang sudah diinjak-injak dimana-mana selama ratusan tahun.
Lagi pula, Evo Morales dipilih oleh majoritas suara (sekitar 54%), dalam pemilu yang diselenggarakan untuk penduduk sebesar 11 juta orang itu. Sejak 1982, ketika Bolivia mulai mengecap kehidupan yang agak demokratis (relatif) belum pernah ada seorang presiden yang terpilih dengan persentase suara sebesar itu.
Dalam keterlibatannya dengan perjuangan kaum tani coca, Evo Morales melihat gerakan ini perlu ditingkatkan menjadi gerakan politik, maka dia bersama kawan-kawannya menginisiasi suatu partai yang bernama MAS (Movimiento Al Socialismo). Partai yang dia pimpin ini kemudian menjadi kekuatan politik yang terbesar dan terkuat di Bolivia. Melalui kampanyenya yang terang-terangan mengutuk kejahatan-kejahatan perusahaan-perusahaan multinasional, mengkritik praktek-praktek neo-liberalisme dan globalisasi yang dilakukan oleh IMF, Bank Dunia, dan WTO, Evo Morales juga banyak bicara tentang pentingnya negara Bolivia mengkontrol pengelolaan gas bumi, yang merupakan cadangan besar sekali di benua Amerika Latin.

Di Paraguay, Fernando Lugo yang dikenal ‘pastor si miskin’ menanggalkan jubahnya memasuki gelanggang politik. Dengan dukungan 20 kelompok politik minoritas yang tergabung dalam Aliansi Patriotik untuk Perubahan, Lugo pun melaju ke Istana Presiden dengan meraih 41 persen suara. Kemenangan Lugo dan sekaligus kekalahan Partai Colorado pada pemilihan presiden 2008 bermakna lebih luas dari sekedar perubahan pemerintahan di Paraguay. Kekalahan ini bermakna jatuhnya partai politik terakhir di Amerika Latin yang dibentuk secara politik dan ideologis dalam kerangka Perang Dingin.

Kita masih dapat menambahkan pengalaman-pengalaman keberhasilan perjuangan rakyat di Negara-negara Amerika Latin seperti di Brazil, Urugay, Chili, Nikaragua namun paling tidak dari gambaran-gambaran di atas kita dapat melihat transformasi agenda gerakan sosial menuju agenda yang bersifat politis dengan memanfaatkan ruang demokrasi elektoral merupakan fakta yang menarik untuk dicermati. Para akademisi, jurnalis maupun aktivis gerakan sosial di Indonesia memang sejak beberapa tahun belakangan memang mulai menaruh perhatian pada perkembangan di Amerika Latin, namun hingga saat ini sumbangan – sumbangan pemikiran dari pengalaman kebangkitan rakyat Amerika Latin belum dapat secara signifikan menginspirasi terobosan- terobosan strategi gerakan sosial di Indonesia apalagi dalam perubahan kebijakan- kebijakan negara. Untuk itu kami menilai diperlukan semacam
komparasi pengalaman praktek gerakan sosial di Amerika Latin dan di Indonesia dalam konteks kekinian termasuk merefleksikan rentetan dinamika gerakan sosial di Indonesia dalam kaitannya dengan pengalaman Pemilu 2009.

Selain itu dari gambaran tadi gelombang pasang arus neo-liberalisme di mendapat resistensi yang cukup signifikan di Amerika latin. Neo- liberalisme yang dikampanyekan sebagai satu-satunya jalan pembangunan dewasa ini oleh para pendukungnya adalah suatu yang terbantahkan. Konsep neoliberalsime yang bersumbu pada penghapusan peran negara dalam sector- sektor kesejahteraan harus dihapuskan termasuk pemberian subsidi; privatisasi dan swastanisasi sektor-sektor public ternyata justru menghasilkan kemiskinan dan peminggiran besar-besaran seperti dialami Amerika Latin maupun Indonesia. Pengalaman Kuba menjadi sangat penting di sini, negara dengan sumber daya alamnya yang relatif terbatas dibandingkan dengan Indonesia misalnya) dan mengalami blockade ekonomi oleh Amerika Serikat dan para sekutunya namun dengan semangat berdikari selama 50 tahun menunjukan keberhasilannya memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Belajar dari sistem kesehatan publik di Kuba menjadi suatu pokok permasalah yang menarik dan dapat menginspirasi bagi publik di Indonesia untuk mendorong perubahan sistem kesehatan di Indonesia tidak hanya untuk membuka akses lebih luas dan merata bagi seluruh kalangan (bukan justru menjadikan kesehatan sebagai sektor bisnis dengan harga yang melangit) namun juga secara efektif dapat membangun kesehatan rakyatnya.
Sumber : http://74.125.153.132/search?q=cache:WmFqqL4B-hkJ:d.yimg.com/kq/groups/13217948/170032281/name/UIndangan.doc+BOLOVIA+SEJARAH+NEGARA+PERKEMBANGAN&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id

Demografi
Sebaran etnis di Bolivia diperkirakan 30% Amerindian penutur Quechua dan 25% Amerindian penutur Aymara. Jumlah terbanyak dari sekitar 3 lusin penduduk asli adalah orang Quechua (2,5 juta), Aymara (2 juta), kemudian Chiquitano (180.000), dan Guaraní (125.000). 30% sisanya adalah Mestizo (campuran Eropa dan Amerindian), dan sekitar 15% diklasifikasikan sebagai kulit putih.
Penduduk kulit putih terbesar adalah criollo, yang pada gilirannya terdiri atas keluarga keturunan Spanyol yang hampir tak tercampur, diturunkan dari kolonis Spanyol awal, yang telah membentuk sebagian besar aristokrasi sejak kemerdekaan. Kelompok kecil lain dalam populasi itu adalah orang Jerman yang mendirikan maskapai penerbangan nasional Lloyd Aereo Boliviano, begitupun orang Italia, Amerika, Basque, Kroasia, Rusia, Polandia, dan minoritas lain, banyak dari anggota keluarganya diturunkan dari keluarga yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa generasi.
Juga yang patut dicatat adalah masyarakat Afro-Bolivia yang berjumlah lebih dari 0,5% penduduk, diturunkan dari budak Afrika yang diangkut ke Brazil untuk bekerja dan kemudian pindah ke arah selatan (Bolivia). Mereka sebagian besar terkonsentrasi di kawasan Yungas (provinsi Nor Yungas dan Sud Yungas) di departemen of La Paz, sekitar 3 jam dari kota La Paz. Ada juga orang Jepang yang sebagian besar terkonsentrasi di Santa Cruz de la Sierra, dan orang Timur Tengah yang makmur hidupnya dari perdagangan.
Bolivia adalah salah satu negara yang kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian besar petani subsisten, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari 1 jiwa/km persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 jiwa/km persegi (25 per mi2) di tengah dataran tinggi. Sejak 2006, penduduknya bertambah sekitar 1,45% per tahun.[1]
La Paz adalah ibukota tertinggi di dunia pada 3.600 m (11.800 kaki.) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan adalah El Alto, pada 4.200 m (13.800 kaki) dpl, merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di Belahan Barat. Santa Cruz, pusat perdagangan dan industri di dataran rendah bagian timur, juga sedang mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi.[1]
Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma (agama resmi), meski denominasi Protestan sedang berkembang cepat.[1] Islam yang dipraktekkan oleh keturunan TimTeng hampir tiada. Ada pula komunitas Yahudi kecil yang hampir semuanya berasal dari Ashkenazi. Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktekkan Kepercayaan Bahá'í (membuat Bolivia salah satu tempat dengan persentase Bahá'í terbesar di dunia). Ada pula koloni orang Mennonit di departemen Santa Cruz .[2] Banyak masyarakat asli menjalin simbol pra-Columbus dan Kristen dalam ibadah mereka. Sekitar 80% penduduknya bercakap bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu mereka, meski bahasa Aymara dan Quechua juga umum. Sekitar 90% anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah di banyak daerah pinggiran kota, namun menurut CIA tingkat melek huruf 87% yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brazil atau negeri-negeri TimTeng lain. Perkembangan budaya dari Bolivia masa kini terbagi atas 3 periode berbeda: pra-Columbus, kolonial, dan republik. Reruntuhan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa budaya pra-Columbus yang penting. Reruntuhan utama termasuk Tiwanaku, Samaipata, Incallajta, dan Iskanawaya. Negeri ini penuh dengan tempat lain yang sulit dijangkau dan jarang dieksplorasi.[1]
Bangsa Spanyol membawa kebudayaan seni agamanya sendiri yang di tangan pembangun dan pekerja tangan penduduk asli dan brought mestizo, berkembang menjadi gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang kaya dan istimewa yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque". Masa kolonial tak hanya memproduksi lukisan Pérez de Holguín, Flores, Bitti, dll namun juga karya pemahat batu, pemahat kayu, perajin emas, dan prajin perak terlatih namun tak dikenal. Sebuah badan musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan di tahun-tahun terkini dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.[1]
Seniman tinggi Bolivia abad ke-20 termasuk Guzmán de Rojas, Arturo Borda, María Luisa Pacheco, dan Marina Núñez del Prado.
Bolivia kaya akan cerita rakyat. Musik rakyat setempatnya amat bervariasi. "Tarian setan" di karnaval tahunan Oruro adalah salah satu peristiwa rakyat besar di Amerika Selatan, dan yang kurang dikenal karnaval di Tarabuco.[1]
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bolivia

2.    .PEMANFAATAN JARINGAN INTERNET / TIK
DI SEKOLAH
1.    PENDAHULUAN
Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Secara umum globalisasi dapat dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan, 2005), globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Dengan kata lain proses globalisasi akan berdampak melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan.
Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Perkembangan TIK  yang begitu cepat secara sadar maupun tidak telah merubah pola pikir (mindset) manusia sebagai gaya hidup (lifestyle). Ketergantungan terhadap teknologi ini cukup tinggi, hal ini terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan. Kenyataanya mengharuskan manusia merubah pola kerja dari konvensional ke otomotis di segala sektor kehidupan manusia;. Penerapan TIK menjamin kecepatan, ketepatan, keakuratan setiap aktifitas apapun. Sehingga seluruh aktifitas kerja serba elektronik; e-goverment,(inpres no 3 thn 2003, ttg kebijakan dan strategi nasional pengembangan e- goverment) e-leadership, e-learning,e-commerce,e-banking, e- shopping.
Tidak terlepas dunia pendidikan, pemerintah Indonesia melalui depdiknas telah meluncurkan program jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) yang dirintis sejak tahun 1999. yang kontensnya memberkan informasi, data, buku, sumber - sumber belajar (e-library), e-learning Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, ... pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. elearning. Salah satu kosa kata yang muncul dan populer bersamaan dengan hadirnya TIK dalam dunia pembelajaran adalah elearning.
Selanjutnya bagaimana implementasi sekolah-sekolah terhadap program tersebut ?
2.    TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DISEKOLAH
Begitu besar perhatian pemerintah (Depdiknas) terhadap pentingnya TIK di lembaga pendidikan, dengan berbagai program dan istilah yang pada intinya adalah bagaimana TIK dapat dimanfaatkan dan guru, siswa, karyawan mampu menggunakan TIK dan mengembangkan secara optimal.
Program – program infrasruktur depdiknas tentang TIK saat ini adalah; schoolnet, internet untuk guru dan siswa biasa disebut zonapersonel, dulu ICT centre sekarang disebut Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menyebar di sekolah, guru, Dinas Pendidikan, LPMP, Universitas, Workstation, Perpustakaan, Pustekom di seluruh Indonesia.
Di sekolah yang ada adalah ICT Centre atau Pusat Pengembang TIK yang terbangun sejak tahun 2007. sebagai Pusat pengembang TIK, banyak tanggungjawab dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dijalankan :
a.    Melaksanakan Diklat dan Pembelajaran bagi guru maupun siswa di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
b.    melaksanakan diklat bagi masyarakat yang memerlukan.
c.    sebagai pusat diklat TIK
d.    Memberikan sharing jaringan ke sekolah-sekolah sekitar yang terjangkau oleh infrastruktur yang ada.
e.    pendampingan untuk perawatan jaringan di kantor Dinas Pendidikan stempat
Selain melaksanakan program – program tersebut diatas. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah ; pengelolaan konten – konten untuk kepentingan pembelajaran yang setiap saat dapat diakses oleh siswa, guru maupun masyarakat yang berkepentingan dengan ini.
1.    Pengelolaan dan Pemanfaatan TIK
Pengelolaan TIK hingga saat ini belum maksimal karena keterbatan SDM yang ada, sehingga sampai saat ini konten-kontennya belum ada isinya. Jaringan yang ada masih sebatas media mencari informasi belum sampai memberi informasi.
Pusat Pengembang TIK sejak awal berdirinya telah melakukan program-program diklat baik kepada siswa, guru, maupun masyarakat umum dengan materi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan manfaat peserta,
Pemanfaatan TIK bagi guru maupun siswa tidak sebatas waktu-waktu belajar, diluar hari-hari belajarpun guru maupun siswa sering memanfaat TIK disekolah untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Pembelajaran berbasis multimedia telah terbiasa dilakukan oleh guru, serta tugas-tugas siswa untuk mata pelajaran tertentu telah mendorong siswa untuk memanfaatkan TIK dalam mengerjakannya.
2.    Kendala Pengelolaan dan Pemanfaatan TIK
Kendala pengelolaan TIK selain keterbatasan SDM, terlebih lagi biaya maintenance. Apabila terjadi kerusakan berat, seperti 2 tahun terakhir ini telah 2 kali disambar petir. Untuk biaya perbaikan tahun pertama cukup besar biaya yang harus dikeluarkan oleh sekolah, sementara kerusakan itu pada sisi sharing clients. Sementara kerusakan tahun ke 2 (2009) belum dihitung karena belum ada sumber dana.
Kendala bagi guru ; Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet (hanya disekolah) dan waktu pelatihan sendiri.
Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah ”pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa ”dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada.
Terlepas dari kendala yang ada. Justru dampak dari TIK bagi guru cukup merepotkan, banyak guru-guru maupun siswa salah guna. Sering mengakses situs-situs yang tidak mendukung pembelajaran, bahkan hanya sekedar cating berlama-lama sampai lupa waktu dan tugasnya.
3.    Pemecahan Masalah
Masalah diambil dari kondisi riil terhadap kendala yang dhadapi baik dalam pengelolaan maupun pemanfaatan TIK.
a.    Untuk maintenance dan mengisi konten disiapkan SDM yang mampu dan menguasai tentang Jaringan. Pada saat ini sekolah sedang menugaskan 2 alumni untuk belajar jaringan di Polnes Samarinda, direncanakan akhir tahun 2010 selesai belajarnya.
b.    Menfasilitasi kredit laptop bagi guru, sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak memanfaatkan TIK dalam mendukung tugas-tugas sebagai guru.
c.    Memberikan pelatihan secara bersama-sama dengan guru-guru disekolah terdekat.
d.    Terhadap dmpak negatif yang terjadi maka dilakukan pembatasan-pembatasan on-line maupun situs-situs yang tidak perlu.
3.    PENUTUP
Demikian uraian singkat tentang pemanfaatan TIK di sekolah, sebagaimana apa adanya. Selanjutnya saran dan sumbangsih kepada sekolah kami sangat diharapkan demi kemajuan pendidikan pada umunya.
Sumber :
1.    http://wildan08.wordpress.com/2009/03/19/dampak-teknologi-informasi-terhadap-kehidupan-masyarakat/
2.    http://www.smecda.com/e-book/Pusat%20Data/bab_3.pdf
3.    http://jardiknas.org/


3.    SARAN DAN SUMBANGSIH PEMIKIRAN

1.    Tanggapan Pola Perkuliahan
Cukup menarik bagi saya pola perkuliahan TIK, serta pola tugas yang diberikan. Begitu tahu pola penugasan melalui on-line, dalam asumsi jelek saya menyimpulkan “ pasti banyak yang belum tahu teman-teman apa itu e-mail”. Selidik-punya selidik ternyata betul. Dengar-dengar ada yang sampai mau beli e-mail ke temannya. Kenyataanya masih banyak peserta yang tidak tahu apa itu blog.
Sebagai tahap awal bagi saya cukup baik, pola ini.
2.    Saran
a.    Seandainya semester depan masih ada materi TKIP lagi tidak ada salahnya dilakukan perkuliahan dengan perkuliahan jarak jauh media video conference. Ya memang ini tidak menyangkut konten, sekedar memperkenalnya ke mahasiswa bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan.
b.    Diskusi on-line, dengn suatu topik tertentu. Masing-masing mahasiswa supaya menanggapi dan menyampaikan pertanyaan terhadap materi atau topik tersebut, dengan ketentuan hanya dosen pembimbing yg bisa membaca setiap pertanyaan maupun tanggapan mahasiswa. Pada akhirnya secara bersamaan dosen pembimbing berhak seluruh pertanyaan maupun tanggapan tersebut di forward atau tidak kepada mahasiswa, dengan terlebih dahulu dijawab oleh dosen pembimbing atau tidak. Maka terlihat keaktifan mahasiswa dalam mengikuti diskusi on-line ini.
 







Tugas Quiz




1.    NEGARA BOLOVIA




GEOGRAFIS


Luas Area: 1.1 million sq. km. Area: 1,1 juta km persegi. (425,000 sq. mi.); about the size of Texas and California combined. (425.000 mil persegi.); Tentang ukuran gabungan Texas dan California.
Kota-kota besar: - La Paz (administrative--pop. 800.385); Sucre (konstitusional - 292, 080). Kota-kota besar lain - Santa Cruz (1.486.115), Cochabamba (587.220), El Alto (858.716). (Population est. 2004.)
La Paz adalah yang tertinggi di dunia kota-kota besar - 3, 600 meter (11.800 ft) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan El Alto, pada 4.200 meter (13.800 ft), adalah salah satu yang paling cepat berkembang di belahan bumi. Santa Cruz, adalah pusat industri nasional dan perdagangan di timur dataran rendah, juga mengalami perkembangan penduduk yang cepat dan pertumbuhan ekonomi.
Terrain: dataran tinggi (Altiplano), beriklim tropis dan semi-lembah, dan dataran rendah tropis.
 Iklim: Bervariasi dengan ketinggian - dari lembab dan tropis semi-kering dan dingin.
Bolivia adalah negara pedalaman, yang berarti setiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan dengan negara lain, sehingga tak memiliki laut. Dulu memiliki pesisir di Samudra Pasifik, namun hilang pada 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia ada di jajaran pegunungan Andes. Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut Nevado Del Sajama dan di situlah kota Oruro. Meski bagian negeri amat tinggi dengan adanya pegunungan, ada pula bagian Bolivia yang amat datar, dan bagian negeri yang hampir mendekati permukaan laut. Ada pula sedikit bagian Bolivia yang ditutupi oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia, yang disebut Danau Titicaca.. Kota-kota utama adalah La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.

Penduduk

Kebangsaan     : Bolivia
Penduduk (perkiraan Juli 2009): 9.775.246.
Taju  pertumbuhan penduduk: 1,77%.
Agama: Katolik Roma dominan; minoritas Protestan.
Bahasa: Spanyol, Quechua, Aymara, Guarani.
Pendidikan (2001): Tahun wajib - usia 7-14. Melek - 86,7%.
Kesehatan (2008): Angka kematian bayi - 44,6 per 1.000 kelahiran.
Tenaga kerja (2008, 4.46 juta): Nonagricultural kerja - 2.48 juta; layanan, termasuk pemerintah - 42%; industri dan perdagangan - 58%.
Kelompok etnis (2001): 55% pribumi (terutama Aymara dan Quechua), 30% mestizo atau campuran, 15% Eropa.

Menurut sensus tahun 2001, distribusi etnis di Bolivia diperkirakan 55% pribumi, 15% Eropa, dan 30% campuran atau mestizo (semua kategori adalah identifikasi-diri dan jawaban yang sangat bervariasi tergantung pada pertanyaan bagaimana diutarakan. Terbesar dari sekitar tiga lusin kelompok-kelompok pribumi adalah Quechua (29% atau 2,5 juta), Aymara (24% atau 2 juta), Chiquitano (1% atau 180.000), dan guarani (1% atau 125.000). Tidak ada kelompok-kelompok pribumi lainnya mewakili lebih dari 0,5% dari populasi. Jerman, Kroasia, Serbia, Asia, Timur Tengah, dan minoritas lain juga tinggal di Bolivia. Banyak minoritas ini diturunkan dari keluarga yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa generasi
Bolivia adalah salah satu dari negara-negara kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian di antaranya adalah petani subsistem, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari satu orang per kilometer persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 per kilometer persegi (25 per mil persegi.) Di tengah dataran tinggi. Laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,77%.
Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma, meski denominasi Protestan sedang berkembang dengan cepat. Banyak masyarakat asli menjalin pra-Columbus dan Kristen simbol dalam praktik agama mereka.

Sekitar 90% dari anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah di banyak daerah pedesaan. Di bawah pemerintahan Presiden Morales, sejumlah daerah telah dinyatakan "bebas buta huruf" tapi tingkat melek seringkali sangat dasar, terbatas untuk menulis satu nama dan mengenali angka.
Sosio-politik Bolivia pengembangan dapat dibagi menjadi tiga periode berbeda: pra-Columbus, kolonial, dan republic.
Peninggalan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa penting budaya pra-Columbus. Peninggalan utama termasuk Tiwanaku, Samaipata, Incallajta, dan Iskanwaya. Daerah yang banyak peninggalan situs lain yang sulit untuk mencapai dan hanya dilihat oleh sedikit arkeologi eksplorasi.
Bangsa Spanyol membawa tradisi seni keagamaan yang, di terima oleh penduduk asli, pembangun dan pengrajin mestizo, berkembang menjadi kaya dan khas gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque." Periode kolonial menghasilkan lukisan-lukisan Perez de Holguin, Flores, bitti, dan lainnya serta kerja terampil yang tidak diketahui sebelumnya untuk pemotong batu, woodcarvers, pandai emas, dan perak. Sebuah badan musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.
Pada abad ke-20 seniman – seniman telah bermunculan antara lain, Guzman de Rojas, Arturo Borda, Maria Luisa Pacheco, dan Marina del Prado Nunez. Bolivia kaya akan cerita rakyat. Musik rakyat setempatnya amat bervariasi.. "Tarian Ritual" di karnaval tahunan Oruro adalah salah satu peristiwa besar rakyat Amerika Selatan, dan yang kurang dikenal karnaval di Tarabuco.

Pemerintah
Bentuk  Pemerintahan : Republik

Kemerdekaan: 6 Agustus 1825.

Pembagian administratif: Sembilan departemen (mirip dengan negara-negara), yang dipimpin oleh gubernur terpilih.

Partai Politik :: Movement Toward Socialism (MAS), Social Democratic Power (PODEMOS), Nationalist Revolutionary Movement (MNR), National Unity (UN), Social Alliance (AS). Partai politik besar: Gerakan Menuju Sosialisme (MAS), Sosial Demokrat Power (PODEMOS

Hak pilih: dewasa (umur 18), wajib.

Ekonomi

GDP: $ 18.94 miliar.

Tingkat pertumbuhan tahunan: 5,6%.

Pendapatan per kapita: $ 4.500.

Sumber daya alam: Hidrokarbon (gas alam, minyak bumi); mineral (seng, perak, timah, emas, dan besi).

Pertanian (11,3% dari PDB): Mayor produk - Kedelai, kapas, kentang, jagung, tebu, beras, gandum, kopi, daging sapi, gandum, dan quinoa. Tanah tanah - 27%.
Industri (36,9% dari PDB): Jenis - Mineral dan ekstraksi hidrokarbon, manufaktur, perdagangan, tekstil, pemrosesan makanan, bahan kimia, plastik, mineral peleburan, dan pemurnian minyak bumi, Layanan, termasuk pemerintah: 51,8% dari PDB.

Perdagangan: Ekspor (2008 est) - $ 6.8 milyar. Mayor produk ekspor - gas alam, timah, seng, kopi, perak, kayu, emas, perhiasan, kedelai, dan produk kedelai. Mayor pasar ekspor (2007) - US (9,8%), Brasil (46%), Argentina (5,8%), Republik Korea (4,8%), Peru (4,1%), dan Jepang (7,6%). Impor (2008 est) - $ 4,9 milyar. Mayor produk - mesin dan peralatan transportasi, produk konsumen, peralatan konstruksi dan pertambangan. Mayor pemasok (2007) - US (9,8%), Argentina (16,2%), Brasil (29,9%), Chili (10,5%), Peru (8,1 %).

Bolivia adalah termasuk dalam wilayah Amerika Latin Bolivia, krisis ekonomi yang melanda negara-negara Amerika Latin, hal ini karenakan adanya tekanan-tekanan dari negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat. Tak pelak lagi, keadaan ini membuat munculnya perlawanan terhadap ketidakadilan tumbuh subur di Amerika Latin. Di awal-awal masa perlawanan kawasan ini, revolusi mempengaruhi struktur sosioekonomi di beberapa negara, termasuk di dalamnya Meksiko, Bolivia, Kuba dan Nikaragua. Kuba berevolusi menjadi negara komunis di bawah Fidel Castro, sementara revolusi di Nikaragua mengantarkan kelompok Sandinista ke puncak pimpinan negara. Sementara Peru, Bolivia dan Chili mencoba menjalankan sosialisme dengan penyesuaian dengan karakter negaranya masing-masing.


Bolivia tetap menjadi negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Ini telah dikaitkan dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan asing di negeri itu sejak koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, dan dijuluki "keledai yang duduk di atas tambang emas" karena hal itu. Lepas dari pertambangannya yang terkenal, yang diketemukan oleh bangsa Inka dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia memiliki ladang gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela. Lebih lanjut, El Mutún di departemen Santa Cruz mewakili 70% besi dan magnesium dunia.
PDB Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 milyar dolar AS. Perkembangan ekonomi sekitar 2,5% setahun dan inflasi diperkirakan antara 3% dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).
Keadaan ekonomi terkini Bolivia yang tak bergairah bisa dihubungkan pada beberapa faktor dari 2 dasawarsa terakhir. Ledakan utama pada ekonomi Bolivia tiba dengan kejatuhan dramatis dalam harga perak selama awal 1980-an yang berdampak pada sumber pemasukan utama Bolivia dan satu dari industri pertambangan utamanya. Ledakan ekonomi ke-2 berasal dari akhir Perang Dingin di akhir 1980-an dan awal 1990-an karena bantuan ekonomi ditarik oleh negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga rezim pasar bebas melalui bantuan keuangan. Ledakan ekonomi ke-3 datang dari penghapusan panen koka di sana yang didukung AS yang digunakan 80% untuk produksi kokain dunia pada puncaknya. Bersama dengan pengurangan penanaman koka datanglah kehilangan besar dalam ekonomi Bolivia, khususnya kelas petani.
Sejak 1985, Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas stabilisasi makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan memelihara kestabilan harga, menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan mengurangi kelangkaan. Perbaikan layanan bea cukai di tahun-tahun terkini telah meningkatkan keterbukaan di wilayah ini. Perubahan struktural terpenting dalam ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah perusahaan sektor publik. (kapitalisasi dalam konteks Bolivia adalah bentuk swastanisasi di mana investor mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan menyetujui berincvestasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun daripada membayar tunai ke pemerintah).
Reformasi legislatif paralel telah mengunci kebijakan pasar bebas, khususnya adalah sektor hidrokarbon dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing disampaikan laporan nasional, dan kepemilikan perusahaan asing menikmati tiadanya pembatasan di Bolivia. Saat program kapitalisasi berhasil dalam mendorong investasi asing langsung besar-besaran di Bolivia ($1,7 milyar dalam saham selama 1996-2002), arus investasi tersebut telah surut di tahun-tahun terkini karena investor menyelesaikan kewajiban kontrak kapitalisasinya.
Pada 1996, 3 unit perusahaan minyak negara Bolivia yang terlibat dalam eksplorasi, produksi, dan transportasi hidrokarbon dikapitalisasikan, memfasilitasi pembangunan jalur pipa ke Brazil. Pemerintah memiliki persetujuan penjualan jangka panjang ke Brazil selewat 2019. Jalur pipa Brazil membawa sekitar 12 juta meter kubik (424 juta kaki kubik) per hari pada 2002. Bolivia memiliki cadangan gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan, serta pemakaian dan ekspor domestiknya sekarang ke Brazil terhitung hanya sebagian kecil dari produksi potensialnya. Pemerintah berharap memegang referendum yang bersifat mengikat pada 2004 pada rencana mengekspor gas alam. Penentangan luas mengekspor gas melalui Chile menimbulkan protes yang menyebabkan Presiden Sánchez de Lozada mengundurkan diri pada Oktober 2003.
Pada April 2000, Bechtel menandatangani kontrak dengan Hugo Banzer, bekas presiden Bolivia, untuk memprivatisasi pasokan air di kota terbesar ke-3 Bolivia, Cochabamba. Secara resmi kontrak itu dianugerahkan ke cabang Bechtel bernama Aguas del Tunari, yang secara spesifik telah dibentuk untuk tujuan itu. Segera setelahnya, perusahaan itu melipattigakan tingkat air di kota itu, aksi yang menyebabkan protes dan pembunuhan di antara yang tak bisa menghasilkan air bersih lebih banyak. Keadaan perangBolivia membunuh setidanya 6 orang dan melukai lebih dari 170 pemrotes. Di tengah jatuhnya ekonomi nasional Bolivia dan berkembangnya huru-hara nasional atas keadaan ekonomi, pemerintah Bolivia dipaksa menarik kontrak air. Pada 2001, Bechtel mengarsipkan gugatan pemerintah Bolivia sebanyak $25 juta karena kehilangan pendapatan. Pertarungan hukum yang berlanjut telah menarik perhatian dari kelompok antiglobalisasi dan antikapitalis . dikumandangkan, dan polisi
Ekspor Bolivia berjumlah $1,3 milyar pada 2002, dari $652 milyar pada 1991. Impor berjumlah $1,7 milyar pada 2002. Tarif Bolivia secara seragam rendah (10%), dengan peralatan modal yang hanya 5%. Defisit perdagangan Bolivia berjumlah $460 milyar pada 2002.
Perdagangan Bolivia dengan negara tetangganya sedang berkembang, khususnya karena beberapa persetujuan perdagangan preferensial regional maka telah dirundingkan. Bolivia adalah anggota Masyarakat Andes dan menikmati perdagangan bebas nominal dengan negara anggota lainnya (Peru, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela.) Bolivia mulai mewujudkan persetujuan persatuan dengan Mercosur (Pasar Umum Kerucut Selatan) pada Maret 1997. Persetujuan itu menyediakan pembentukan bertahap dari daerah perdagangan bebas yang setidaknya meliputi 80% perdagangan antarpihak lebih dari masa 10 tahun, meski krisis ekonomi di kawasan itu telah menggelincirkan proses integrasi. UU Preferensi Perdagangan dan Penegakan Obat Andes AS (ATPDEA) mengizinkan sejumlah produk Bolivia memasuki Amerika Serikat bebas bea atas dasar unilateral, termasuk produk alpaca dan llama serta, subyek kuota, tekstil katun.
AS tetap menjadi mitra dagang terbesar Bolivia. Pada 2002, AS mengekspor $283 juta barang dagang ke Bolivia dan mengimpor $162 juta. Ekspor utama Bolivia ke AS adalah timah, emas, perhiasan, dan kayu. Impor utanya dari AS adalah komputer, kendaraan, gandum, dan mesin. Perjanjian Investasi Bilateral antara AS dan Bolivia berlaku pada 2001.
Pertanian terhitung sekitar 15% dari PDB Bolivia. Jumlah tanah yang diolah oleh teknik pertanian modern sedang bertambah cepat di daerah Santa Cruz, di mana cuaca mengizinkan 2 hasil setahun. Kedelai adalah hasil panen utama, dijual ke pasar Komunitas Andes. Ekstraksi mineral dan hidrokarbon terhitung sekitar 10% PDB dan manufaktur kurang dari 17%.
Pemerintah Bolivia tetap banyak bergantung pada bantuan asing untuk proyek pengembangan keuangan. Di akhir 2002, pemerintah berhutang $4,5 milyar ke kreditur asingnya, dengan $1,6 milyar dari jumlah ini pada pemerintah dan sebagian besar keseimbangan utang ke bank pembangunan multilateral. Sebagian besar pembayaran ke pemerintah lain telah dijadwal ulang pada beberapa kesempatan sejak 1987 melalui mekanisme Paris Club. Kreditur luar telah berharap melakukan hal itu karena Pemerintah Bolivia telah mencapai sasaran moneter dan fiskal yang diatur oleh program IMF sejak 1987, meski krisis ekonomi di tahun-tahun terkini telah membuat barang-barang Bolivia dijual dengan harga rendah. Persetujuan penjadwalan ulang yang diberikan oleh Paris Club telah memungkinkan negara-negara kreditor individual menerapkan syarat yang amat lunak untuk hutang yang dijadwalkan ulang. Sebagai akibatnya, beberapa negara telah mengampuni jumlah debet bilateral substansial Bolivia. Pemerintah AS mencapai persetujuan di pertemuan Paris Club pada Desember 1995 yang dikurangi oleh stok hutang 67% yang ada. Pemerintah Bolivia membayar hutangnya ke bank pembangunan multilateral tepat waktu. Bolivia ialah ahli waris Negara Miskin yang Banyak Berhutang (HIPC) dan program pertolongan utang yang dipertinggi, yang dengan perjanjian itu membatasi akses Bolivia ke pendapatan lunak. Bolivia adalah salah sat dari 3 negara di Belahan Barat yang terpilih memenuhi syarat untuk Laporan Tantangan Milenium dan ikut serta sebagai pengamat dalam perundingan FTA.
Pada 2004 pemerintah memberi kepentingan besar bagi pengembangan fasilitas pelabihan di Puerto Busch, sungai Paraguay. Lebih ke utara di Puerto Suarez and Puerto Aguirre, yang dihubungkan ke sungai Paraguay lewat terusan tamengo, yang mengalir melalui Brazil, kapal pengangkut ukuran sedang melintas. Dari 2004 sekitar separuh ekspor Bolivia melewati sungai Paraguay. Saat Puerto Busch berakhir, kapal pelintas samudra yang lebih besar akan bisa masuk dok di Bolivia. Secara besar-besaran ini akan meningkatkan tingkat kompetisi Bolivia, yang akan mengurangi keperluan pelabihan asing, seperti yang di Peru dan Chile, yang menambahkan harga ekspor dan impor. Tembakau diproduksi oleh petani Bolivia – pada 1992, lebih dari 1 milyar ton – namun lebih banyak yang diimpor untuk memuaskan permintaan dalam negeri.
POLITIK
Dalam sejarah perkembangan politik di Bolivia sangatlah memprihatinkan. Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini tetap dianggap oleh Amerika Serikat sebagai musuhnya. Sebagai contoh Pada saat dilantiknya pemimpin gerakan tani Bolivia, Evo Morales, sebagai presiden terpilih pada tanggal 22 Januari 2006, bukan saja merupakan peristiwa menggembirakan yang bersejarah bagi rakyat Bolivia, tetapi juga bagi rakyat berbagai negeri di Amerika Latin, bahkan juga bagi banyak orang di bagian-bagian lainnya di dunia. Peristiwa ini merupakan bagian dari serentetan perkembangan yang menarik sekali, yang menggambarkan bahwa sejumlah negeri-negeri Amerika Latin sedang bergeser “ke kiri”.
Oleh karena itu, kemenangan Evo Morales dalam pemilu di Bolivia menjadi perhatian pers dunia.
Kiranya, bagi sebagian dari pembaca patut diingat lagi, bahwa Bolivia adalah negeri yang dijadikan Che Guevara sebagai basis permulaan - sesudah Kuba- dalam usahanya untuk menyebarkan revolusi di negeri-negeri Amerika Latin. Ia datang ke Bolivia dalam bulan November 1966. Setelah bergerilya di pegunungan dan pedesaan Bolivia, ia di bunuh dalam tahun 1967 oleh tentera Bolivia yang kerjasama dengan CIA. Sekarang, barangkali Che Guevara tersenyum di makamnya karena gembira melihat kemenangan Evo Morales.
Pelantikan Evo Morales sebagai orang suku asli Indian yang pertama kali untuk menjadi presiden Bolivia merupakan peristiwa besar dan penting, yang disambut dengan gembira oleh bermacam-macam suku Indian yang tersebar di benua Amerika Latin, Amerika Tengah dan juga Amerika Utara. Sebab, selama ratusan tahun sejarah Bolivia, pembesar-pembesar pemerintahan selalu terdiri dari orang-orang kulit putih. Karena itu, ada kalangan yang menafsirkan fenomena Evo Morales sebagai kebangkitan harga diri suku Indian, yang sudah diinjak-injak dimana-mana selama ratusan tahun.
Lagi pula, Evo Morales dipilih oleh majoritas suara (sekitar 54%), dalam pemilu yang diselenggarakan untuk penduduk sebesar 11 juta orang itu. Sejak 1982, ketika Bolivia mulai mengecap kehidupan yang agak demokratis (relatif) belum pernah ada seorang presiden yang terpilih dengan persentase suara sebesar itu. Karena itu, banyak pakar memandang pemilihan Evo Morales betul-betul mempunyai legitimitas dan popularitas yang tinggi sekali, melebihi semua pemimpin-pemimpin Bolivia lainnya di masa yang lalu.
Lepas dari berbagai perdebatan dalam melihat perkembangan Amerika Latin dikaitkan dengan tujuan-tujuan strategis perubahan masyarakat secara fundamental, Amerika Latin telah menjadi suatu seperti oase referensi pengalaman gerakan sosial di abad 21 yang tiada habisnya, sejak usai perang dingin.
Dalam sejarah Bolivia merupakan sebuah negara kecil di Amerika Latin. Pada tahun 1937 di awal depresi global, suatu periode ketika tatanan dunia pada umumnya menyambut baik intervensi negara yang lebih besar dalam ekonomi (madzhab Keynesian), Bolivia melakukan kontrol terhadap sektor pertambangan (extractive sector). Setelah suatu pergeseran ke kanan yang perlahan tapi pasti, sebuah revolusi pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Gerakan Nasionalis Revolusioner (MNR) berhasil menggulingkan rezim militer kanan dan menasionalisasi tambang timah terbesar di negeri itu, memulai reformasi tanah (land reform), dan memberikan hak pilih kepada perempuan dan kaum Indian yang sebelumnya tidak berhak memilih. Konteks global pada masa itu memang menunjukkan adanya peningkatan jumlah pemerintahan kiri, ditandai dengan kebangkitan Uni Soviet menjadi negara adidaya dan revolusi komunis di Cina. Pemerintahan revolusioner Bolivia disingkirkan 12 tahun kemudian, setelah itu negeri tersebut menjadi korban serangkaian pemerintahan militer dan rezim sipil lemah yang berjatuhan seperti domino.
Pada tahun 1993, Gonzalo Sanchez de Lozada -sang perancang kebijakan neoliberal pada tahun 1980-an- terpilih sebagai presiden. Sejak itu, ia melakukan privatisasi besar-besaran terhadap berbagai sektor ekonomi di negera itu. Langkah ini membolehkan penduduk asing memiliki setengah dari perusahaan yang sebelumnya merupakan korporasi publik atau negara dalam sektor-sektor strategis seperti petroleum, penerbangan, telekomunikasi, kereta-api, perusahaan listrik, dan seterusnya. Sejak awal, kebijakan restrukturisasi ini mendapatkan perlawanan yang sengit berupa aksi-aksi protes rakyat.
Gerakan-gerakan protes rakyat ini berawal dari serangkaian peristiwa seputar peringatan di tahun 1992 tentang Penaklukan oleh Spanyol 500 tahun sebelumnya. Gerakan penduduk asli mulai dibangun pada masa ini, dan memicu semakin tingginya aktivisme politik antara penduduk mayoritas negeri itu. dan titik balik yang terlihat jelas terjadi pada tahun 1999-2000 ketika diterapkan rencana privatisasi air di Lembah Cochabamba melalui anak perusahaan Bechtel Corporation, Aguas de Tunari. Dalam waktu beberapa bulan harga air meningkat drastis dan memicu aksi-aksi protes yang semakin agresif, termasuk suatu demonstrasi massal di mana seorang protestan terbunuh dan beberapa lainnya terluka oleh militer. 'Perang Air' ini, sebagaimana biasa disebut, berujung pada pembatalan kesepakatan privatisasi air. Ia juga memperkuat gerakan anti-neoliberal yang berlanjut meningkat dalam jumlah dan intensitas.
Pada tahun 2003, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan yang tidak populis berupa pembangunan pipa gas untuk tujuan ekspor gas ke Cile. Bagi rakyat banyak, kebijakan ini tidaklah menguntungkan mereka, dan ini hanyalah salah satu skema untuk mengekstraksi sumber daya alam Bolivia yang berharga demi keuntungan korporasi transnasional dan pihak asing. Dan pada tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembasmian koka dengan alasan pembasmian narkotika, padahal koka merupakan tempat sebagian besar penduduk negeri itu bergantung. Sehingga, pecahlah tragedi Oktober Hitam, yang mana presiden memerintahkan militer untuk menggunakan kekerasan dalam membubarkan blokade jalanan di La Paz dan pemukiman kumuh El Alto yang didirikan sebagai protes terhadap kebijakan presiden yang tidak merakyat. Setidaknya 100 orang ditembaki oleh militer dan banyak lainnya terluka. Gonzalo Sanchez de Lozada pun mengundurkan diri dan mencari suaka di Amerika Serikat, sementara wakil presidennya, Carlos Mesa Gisbert, mengambil kendali yang goyah terhadap pemerintahan hingga kejatuhannya dua tahun kemudian. Pada tahun 2004, dalam suatu referendum 80% suara rakyat memilih nasionalisasi terhadap sumber daya energi negeri itu. Luar biasanya, pemerintah memilih untuk mengabaikan mandat publik yang terang-terangan ini. Aksi-aksi protes pun merebak, dan memaksa Presiden Mesa mundur.
Pada Pemilu 2005, yang dipercepat dari seharusnya 2007 akibat pemaksaan mundur Presiden Mesa, terpilih seorang presiden yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan aspirasi hati nurani mayoritas rakyat Bolivia, yaitu Evo Morales, pemimpin Partai Movimiento a Socialismo (Gerakan Menuju Sosialisme) atau disingkat MAS, yang berarti "lebih". MAS terlibat secara aktif dalam ‘Perang Gas’ (menentang pembangunan pipa gas untuk tujuan ekspor ke Cile), bersama-sama dengan banyak kelompok lainnya, yang biasanya dirujuk sebagai "gerakan sosial". Ia memperoleh 54,3 persen suara menurut hasil resmi yang diumumkan pada 21 Desember 2005. Kemenangannya itu menunjukkan bahwa dukungan rakyat lebih besar dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya sejak demokrasi dipulihkan di negara itu dua dekade lalu. Setelah terpilih, dia menyatakan akan memotong setengah gajinya untuk kepentingan pendidikan dan perluasan lapangan kerja.
Sejak itu, kebijakan demi kebijakan yang pro-rakyat digulirkan oleh Morales. Ia memilih para menteri dari kalangan aktivis dan memotong gaji mereka hingga 50% yang dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan bagi rakyat. Ia juga menasionalisasi perusahaan tambang migas di Bolivia, yang sebelumnya bak lumbung bagi korporasi-korporasi multinasional seperti Exxon Mobil, Repsol, Petrobras, Shell, dan lain-lain. Dan di bawah pemerintahannya pula penanaman koka, tanaman tradisional masyarakat suku Indian Aymar yang merupakan penduduk asli Bolivia, dilegalkan. Koka biasa digunakan dalam upacara adat dan pengobatan tradisional. Koka mentah juga dikonsumsi untuk menambah stamina para petani saat bekerja. Padahal, sebelum Evo Morales menjadi presiden, koka adalah tanaman terlarang karena bisa disalahgunakan menjadi narkotika kokain, dan AS menekan pemerintah untuk melakukan pembasmian koka dan mengalihkannya ke tanaman industri seperti lada dan kacang mademia. Tapi faktanya, harga yang didapat petani untuk hasil panen tanaman itu sungguh tidak kompetitif dengan harga koka dan sulit menemukan pasar untuk menjual komoditas tani ini. Sehingga dengan melegalkan koka, berarti Evo Morales telah memberi kemudahan dan meningkatkan kesempatan-kesempatan untuk para petani untuk ikut menghidupkan ekonomi Bolivia sembari melestarikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indian. Menurutnya, masalah kokain harus diselesaikan pada sisi konsumsinya, bukan dengan membasmi perkebunan koka.

Bolivia di bawah Morales menambah sederet pemerintahan kiri-sosialis yang menentang imperialisme dan sistem neoliberal Amerika Serikat. Keyakinannya yang kuat, beserta dukungan yang didapatkannya dari rakyat yang sadar akan kebusukan neoliberalisme, telah memberikan kesempatan dan tugas yang harus diembannya dalam usaha menyejahterakan rakyat Bolivia. Dan ia telah melaksankan dan membuktikannya.
Pengalaman keberhasilan tentang perjuangan rakyat Bolivia. Evo Morales seorang tokoh gerakan tani berhasil menjadi presiden Bolivia pada Pemilu tahun 2006. Evo Morales adalah orang suku asli Indian yang pertama kali menjadi presiden sehingga kemenangannya merupakan peristiwa besar dan penting, yang disambut dengan gembira oleh bermacam-macam suku Indian yang tersebar di benua Amerika Latin, Amerika Tengah dan juga Amerika Utara. Sebab, selama ratusan tahun sejarah Bolivia, pembesar-pembesar pemerintahan selalu terdiri dari orang-orang kulit putih. Karena itu, ada kalangan yang menafsirkan fenomena Evo Morales sebagai kebangkitan harga diri suku Indian, yang sudah diinjak-injak dimana-mana selama ratusan tahun.
Lagi pula, Evo Morales dipilih oleh majoritas suara (sekitar 54%), dalam pemilu yang diselenggarakan untuk penduduk sebesar 11 juta orang itu. Sejak 1982, ketika Bolivia mulai mengecap kehidupan yang agak demokratis (relatif) belum pernah ada seorang presiden yang terpilih dengan persentase suara sebesar itu.
Dalam keterlibatannya dengan perjuangan kaum tani coca, Evo Morales melihat gerakan ini perlu ditingkatkan menjadi gerakan politik, maka dia bersama kawan-kawannya menginisiasi suatu partai yang bernama MAS (Movimiento Al Socialismo). Partai yang dia pimpin ini kemudian menjadi kekuatan politik yang terbesar dan terkuat di Bolivia. Melalui kampanyenya yang terang-terangan mengutuk kejahatan-kejahatan perusahaan-perusahaan multinasional, mengkritik praktek-praktek neo-liberalisme dan globalisasi yang dilakukan oleh IMF, Bank Dunia, dan WTO, Evo Morales juga banyak bicara tentang pentingnya negara Bolivia mengkontrol pengelolaan gas bumi, yang merupakan cadangan besar sekali di benua Amerika Latin.


Di Paraguay, Fernando Lugo yang dikenal ‘pastor si miskin’ menanggalkan jubahnya memasuki gelanggang politik. Dengan dukungan 20 kelompok politik minoritas yang tergabung dalam Aliansi Patriotik untuk Perubahan, Lugo pun melaju ke Istana Presiden dengan meraih 41 persen suara. Kemenangan Lugo dan sekaligus kekalahan Partai Colorado pada pemilihan presiden 2008 bermakna lebih luas dari sekedar perubahan pemerintahan di Paraguay. Kekalahan ini bermakna jatuhnya partai politik terakhir di Amerika Latin yang dibentuk secara politik dan ideologis dalam kerangka Perang Dingin.


Kita masih dapat menambahkan pengalaman-pengalaman keberhasilan perjuangan rakyat di Negara-negara Amerika Latin seperti di Brazil, Urugay, Chili, Nikaragua namun paling tidak dari gambaran-gambaran di atas kita dapat melihat transformasi agenda gerakan sosial menuju agenda yang bersifat politis dengan memanfaatkan ruang demokrasi elektoral merupakan fakta yang menarik untuk dicermati. Para akademisi, jurnalis maupun aktivis gerakan sosial di Indonesia memang sejak beberapa tahun belakangan memang mulai menaruh perhatian pada perkembangan di Amerika Latin, namun hingga saat ini sumbangan – sumbangan pemikiran dari pengalaman kebangkitan rakyat Amerika Latin belum dapat secara signifikan menginspirasi terobosan- terobosan strategi gerakan sosial di Indonesia apalagi dalam perubahan kebijakan- kebijakan negara. Untuk itu kami menilai diperlukan semacam
komparasi pengalaman praktek gerakan sosial di Amerika Latin dan di Indonesia dalam konteks kekinian termasuk merefleksikan rentetan dinamika gerakan sosial di Indonesia dalam kaitannya dengan pengalaman Pemilu 2009.


Selain itu dari gambaran tadi gelombang pasang arus neo-liberalisme di mendapat resistensi yang cukup signifikan di Amerika latin. Neo- liberalisme yang dikampanyekan sebagai satu-satunya jalan pembangunan dewasa ini oleh para pendukungnya adalah suatu yang terbantahkan. Konsep neoliberalsime yang bersumbu pada penghapusan peran negara dalam sector- sektor kesejahteraan harus dihapuskan termasuk pemberian subsidi; privatisasi dan swastanisasi sektor-sektor public ternyata justru menghasilkan kemiskinan dan peminggiran besar-besaran seperti dialami Amerika Latin maupun Indonesia. Pengalaman Kuba menjadi sangat penting di sini, negara dengan sumber daya alamnya yang relatif terbatas dibandingkan dengan Indonesia misalnya) dan mengalami blockade ekonomi oleh Amerika Serikat dan para sekutunya namun dengan semangat berdikari selama 50 tahun menunjukan keberhasilannya memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Belajar dari sistem kesehatan publik di Kuba menjadi suatu pokok permasalah yang menarik dan dapat menginspirasi bagi publik di Indonesia untuk mendorong perubahan sistem kesehatan di Indonesia tidak hanya untuk membuka akses lebih luas dan merata bagi seluruh kalangan (bukan justru menjadikan kesehatan sebagai sektor bisnis dengan harga yang melangit) namun juga secara efektif dapat membangun kesehatan rakyatnya.


Demografi

Sebaran etnis di Bolivia diperkirakan 30% Amerindian penutur Quechua dan 25% Amerindian penutur Aymara. Jumlah terbanyak dari sekitar 3 lusin penduduk asli adalah orang Quechua (2,5 juta), Aymara (2 juta), kemudian Chiquitano (180.000), dan Guaraní (125.000). 30% sisanya adalah Mestizo (campuran Eropa dan Amerindian), dan sekitar 15% diklasifikasikan sebagai kulit putih.
Penduduk kulit putih terbesar adalah criollo, yang pada gilirannya terdiri atas keluarga keturunan Spanyol yang hampir tak tercampur, diturunkan dari kolonis Spanyol awal, yang telah membentuk sebagian besar aristokrasi sejak kemerdekaan. Kelompok kecil lain dalam populasi itu adalah orang Jerman yang mendirikan maskapai penerbangan nasional Lloyd Aereo Boliviano, begitupun orang Italia, Amerika, Basque, Kroasia, Rusia, Polandia, dan minoritas lain, banyak dari anggota keluarganya diturunkan dari keluarga yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa generasi.
Juga yang patut dicatat adalah masyarakat Afro-Bolivia yang berjumlah lebih dari 0,5% penduduk, diturunkan dari budak Afrika yang diangkut ke Brazil untuk bekerja dan kemudian pindah ke arah selatan (Bolivia). Mereka sebagian besar terkonsentrasi di kawasan Yungas (provinsi Nor Yungas dan Sud Yungas) di departemen of La Paz, sekitar 3 jam dari kota La Paz. Ada juga orang Jepang yang sebagian besar terkonsentrasi di Santa Cruz de la Sierra, dan orang Timur Tengah yang makmur hidupnya dari perdagangan.
Bolivia adalah salah satu negara yang kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian besar petani subsisten, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari 1 jiwa/km persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 jiwa/km persegi (25 per mi2) di tengah dataran tinggi. Sejak 2006, penduduknya bertambah sekitar 1,45% per tahun.[1]
La Paz adalah ibukota tertinggi di dunia pada 3.600 m (11.800 kaki.) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan adalah El Alto, pada 4.200 m (13.800 kaki) dpl, merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di Belahan Barat. Santa Cruz, pusat perdagangan dan industri di dataran rendah bagian timur, juga sedang mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi.[1]
Mayoritas orang Bolivia adalah Katolik Roma (agama resmi), meski denominasi Protestan sedang berkembang cepat.[1] Islam yang dipraktekkan oleh keturunan TimTeng hampir tiada. Ada pula komunitas Yahudi kecil yang hampir semuanya berasal dari Ashkenazi. Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktekkan Kepercayaan Bahá'í (membuat Bolivia salah satu tempat dengan persentase Bahá'í terbesar di dunia). Ada pula koloni orang Mennonit di departemen Santa Cruz .[2] Banyak masyarakat asli menjalin simbol pra-Columbus dan Kristen dalam ibadah mereka. Sekitar 80% penduduknya bercakap bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu mereka, meski bahasa Aymara dan Quechua juga umum. Sekitar 90% anak-anak masuk SD namun sering hanya setahun atau kurang. Tingkat melek huruf rendah di banyak daerah pinggiran kota, namun menurut CIA tingkat melek huruf 87% yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brazil atau negeri-negeri TimTeng lain. Perkembangan budaya dari Bolivia masa kini terbagi atas 3 periode berbeda: pra-Columbus, kolonial, dan republik. Reruntuhan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa budaya pra-Columbus yang penting. Reruntuhan utama termasuk Tiwanaku, Samaipata, Incallajta, dan Iskanawaya. Negeri ini penuh dengan tempat lain yang sulit dijangkau dan jarang dieksplorasi.[1]
Bangsa Spanyol membawa kebudayaan seni agamanya sendiri yang di tangan pembangun dan pekerja tanganmestizo, berkembang menjadi gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang kaya dan istimewa yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque". Masa kolonial tak hanya memproduksi lukisan Pérez de Holguín, Flores, Bitti, dll namun juga karya pemahat batu, pemahat kayu, perajin emas, dan prajin perak[1] penduduk asli dan brought terlatih namun tak dikenal. Sebuah badan musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan di tahun-tahun terkini dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.
Seniman tinggi Bolivia abad ke-20 termasuk Guzmán de Rojas, Arturo Borda, María Luisa Pacheco, dan Marina Núñez del Prado.
Bolivia kaya akan cerita rakyat. Musik rakyat setempatnya amat bervariasi. "Tarian setan" di karnaval tahunan Oruro adalah salah satu peristiwa rakyat besar di Amerika Selatan, dan yang kurang dikenal karnaval di Tarabuco.[1]


2.    .PEMANFAATAN JARINGAN INTERNET / TIK
DI SEKOLAH
1.      PENDAHULUAN
Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa. Pengaruh globalisasi dirasakan di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain yang akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Secara umum globalisasi dapat dikatakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut Edison A. Jamli (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan, 2005), globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Dengan kata lain proses globalisasi akan berdampak melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan.
Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Perkembangan TIK  yang begitu cepat secara sadar maupun tidak telah merubah pola pikir (mindset) manusia sebagai gaya hidup (lifestyle). Ketergantungan terhadap teknologi ini cukup tinggi, hal ini terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan. Kenyataanya mengharuskan manusia merubah pola kerja dari konvensional ke otomotis di segala sektor kehidupan manusia;. Penerapan TIK menjamin kecepatan, ketepatan, keakuratan setiap aktifitas apapun. Sehingga seluruh aktifitas kerja serba elektronik; e-goverment,(inpres no 3 thn 2003, ttg kebijakan dan strategi nasional pengembangan e- goverment) e-leadership, e-learning,e-commerce,e-banking, e- shopping.
Tidak terlepas dunia pendidikan, pemerintah Indonesia melalui depdiknas telah meluncurkan program jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) yang dirintis sejak tahun 1999. yang kontensnya memberkan informasi, data, buku, sumber - sumber belajar (e-library), e-learning Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, ... pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. elearning. Salah satu kosa kata yang muncul dan populer bersamaan dengan hadirnya TIK dalam dunia pembelajaran adalah elearning.
Selanjutnya bagaimana implementasi sekolah-sekolah terhadap program tersebut ?
2.      TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DISEKOLAH
Begitu besar perhatian pemerintah (Depdiknas) terhadap pentingnya TIK di lembaga pendidikan, dengan berbagai program dan istilah yang pada intinya adalah bagaimana TIK dapat dimanfaatkan dan guru, siswa, karyawan mampu menggunakan TIK dan mengembangkan secara optimal.
Program – program infrasruktur depdiknas tentang TIK saat ini adalah; schoolnet, internet untuk guru dan siswa biasa disebut zonapersonel, dulu ICT centre sekarang disebut Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menyebar di sekolah, guru, Dinas Pendidikan, LPMP, Universitas, Workstation, Perpustakaan, Pustekom di seluruh Indonesia.
Di sekolah yang ada adalah ICT Centre atau Pusat Pengembang TIK yang terbangun sejak tahun 2007. sebagai Pusat pengembang TIK, banyak tanggungjawab dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dijalankan :
a.       Melaksanakan Diklat dan Pembelajaran bagi guru maupun siswa di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
b.      melaksanakan diklat bagi masyarakat yang memerlukan.
c.       sebagai pusat diklat TIK
d.      Memberikan sharing jaringan ke sekolah-sekolah sekitar yang terjangkau oleh infrastruktur yang ada.
e.       pendampingan untuk perawatan jaringan di kantor Dinas Pendidikan stempat
Selain melaksanakan program – program tersebut diatas. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah ; pengelolaan konten – konten untuk kepentingan pembelajaran yang setiap saat dapat diakses oleh siswa, guru maupun masyarakat yang berkepentingan dengan ini.
1.      Pengelolaan dan Pemanfaatan TIK
Pengelolaan TIK hingga saat ini belum maksimal karena keterbatan SDM yang ada, sehingga sampai saat ini konten-kontennya belum ada isinya. Jaringan yang ada masih sebatas media mencari informasi belum sampai memberi informasi.
Pusat Pengembang TIK sejak awal berdirinya telah melakukan program-program diklat baik kepada siswa, guru, maupun masyarakat umum dengan materi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan manfaat peserta,
Pemanfaatan TIK bagi guru maupun siswa tidak sebatas waktu-waktu belajar, diluar hari-hari belajarpun guru maupun siswa sering memanfaat TIK disekolah untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Pembelajaran berbasis multimedia telah terbiasa dilakukan oleh guru, serta tugas-tugas siswa untuk mata pelajaran tertentu telah mendorong siswa untuk memanfaatkan TIK dalam mengerjakannya.
2.      Kendala Pengelolaan dan Pemanfaatan TIK
Kendala pengelolaan TIK selain keterbatasan SDM, terlebih lagi biaya maintenance. Apabila terjadi kerusakan berat, seperti 2 tahun terakhir ini telah 2 kali disambar petir. Untuk biaya perbaikan tahun pertama cukup besar biaya yang harus dikeluarkan oleh sekolah, sementara kerusakan itu pada sisi sharing clients. Sementara kerusakan tahun ke 2 (2009) belum dihitung karena belum ada sumber dana.
Kendala bagi guru ; Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet (hanya disekolah) dan waktu pelatihan sendiri.
Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah ”pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa ”dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada.
Terlepas dari kendala yang ada. Justru dampak dari TIK bagi guru cukup merepotkan, banyak guru-guru maupun siswa salah guna. Sering mengakses situs-situs yang tidak mendukung pembelajaran, bahkan hanya sekedar cating berlama-lama sampai lupa waktu dan tugasnya.
3.      Pemecahan Masalah
Masalah diambil dari kondisi riil terhadap kendala yang dhadapi baik dalam pengelolaan maupun pemanfaatan TIK.
a.       Untuk maintenance dan mengisi konten disiapkan SDM yang mampu dan menguasai tentang Jaringan. Pada saat ini sekolah sedang menugaskan 2 alumni untuk belajar jaringan di Polnes Samarinda, direncanakan akhir tahun 2010 selesai belajarnya.
b.      Menfasilitasi kredit laptop bagi guru, sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak memanfaatkan TIK dalam mendukung tugas-tugas sebagai guru.
c.       Memberikan pelatihan secara bersama-sama dengan guru-guru disekolah terdekat.
d.      Terhadap dmpak negatif yang terjadi maka dilakukan pembatasan-pembatasan on-line maupun situs-situs yang tidak perlu.
3.      PENUTUP
Demikian uraian singkat tentang pemanfaatan TIK di sekolah, sebagaimana apa adanya. Selanjutnya saran dan sumbangsih kepada sekolah kami sangat diharapkan demi kemajuan pendidikan pada umunya.
Sumber :
3.      http://jardiknas.org/




3.    SARAN DAN SUMBANGSIH PEMIKIRAN


1.      Tanggapan Pola Perkuliahan
Cukup menarik bagi saya pola perkuliahan TIK, serta pola tugas yang diberikan. Begitu tahu pola penugasan melalui on-line, dalam asumsi jelek saya menyimpulkan “ pasti banyak yang belum tahu teman-teman apa itu e-mail”. Selidik-punya selidik ternyata betul. Dengar-dengar ada yang sampai mau beli e-mail ke temannya. Kenyataanya masih banyak peserta yang tidak tahu apa itu blog.
Sebagai tahap awal bagi saya cukup baik, pola ini.
2.      Saran
a.       Seandainya semester depan masih ada materi TKIP lagi tidak ada salahnya dilakukan perkuliahan dengan perkuliahan jarak jauh media video conference. Ya memang ini tidak menyangkut konten, sekedar memperkenalnya ke mahasiswa bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan.
b.      Diskusi on-line, dengn suatu topik tertentu. Masing-masing mahasiswa supaya menanggapi dan menyampaikan pertanyaan terhadap materi atau topik tersebut, dengan ketentuan hanya dosen pembimbing yg bisa membaca setiap pertanyaan maupun tanggapan mahasiswa. Pada akhirnya secara bersamaan dosen pembimbing berhak seluruh pertanyaan maupun tanggapan tersebut di forward atau tidak kepada mahasiswa, dengan terlebih dahulu dijawab oleh dosen pembimbing atau tidak. Maka terlihat keaktifan mahasiswa dalam mengikuti diskusi on-line ini.






Menuju jalan kesuksesan

Perangkat Pembelajaran Jenjang SD / MI

*Perangkat Pembelajaran Jenjang SD / MI Kelas 1 , 2, 3, 4, 5, & 6 Lengkap ( Recomended)* Tahun Pelajaran 2018 - 2019 ✅ *Aplikasi Raport...